REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -— Direktur Eksekutif Indobarometer, M Qodari, melihat ada masalah lain di samping korupsi yang membuat elektabilitas partai berbasis Islam terus menurun. Yaitu, persepsi mengenai kemampuan mengatasi masalah, persepsi kedekatan masyarakat, dan persepsi kesukaan terhadap pemimpin.
‘’Tiga hal itu juga berpengaruh terhadap elektabilitas partai. Nah, untuk tiga variabel ini partai Islam masih lemah. Memang dari sisi korupsi mereka bukan yang paling tinggi. Tapi karena tidak ada variabel yang tiga itu makanya posisinya tetap saja ada di bawah,’’ jelas dia ketika dihubungi, Selasa (16/10).
Sampai saat ini, Qodari melihat, partai berbasis Islam masih lemah dari tiga hal itu. Parpol tersebut belum memiliki tokoh yang kuat. Begitu juga dari sisi kemampuan dan kompetensi yang dinilainya masih lemah. Dari sisi kedekatan dengan masyarakat memang dinilai sudah ada upaya ke arah sana. Namun belum cukup keras dan signifikan untuk membuat partainya menonjol ketimbang yang lain.
‘’Yang mau saya katakan. Kalau isunya itu dekat dengan rakyat, asosiasinya ke Gerindra dan PDI Perjuangan. Untuk kemampuan, itu ke Golkar. Untuk ketokohan itu PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar, dan Demokrat jika berbicara SBY. Partai Islam belum ada yang bisa masuk ke situ,’’ ujar Qodari.
Untuk 2014, lanjut dia, partai berbasis Islam harus meningkatkan tiga hal tersebut, termasuk juga persepsi sebagai partai yang bersih dari korupsi. Khusus untuk korupsi, itu harus bersih total. Setidaknya bisa seperti yang dilakukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada 2004.
‘’Kalau dengan kondisi sekarang, sebetulnya partai Islam itu dianggap sama saja dengan yang lain. Bukan paling korup memang, tapi sama korupnya dengan yang partai nasionalis lainnya,’’ ujar dia.