REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH--Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo saat mengunjungi beberapa terminal Rabu (17/10) melontarkan akan melakukan peremajaan total terhadap bus-bus yang tak layak jalan tersebut dengan memberikan subsidi atau hibah.
Ia menyatakan sudah mendiskusikan hal tersebut dengan dengan Kepala Dinas Perhubungan DKI. Namun yang pasti, kata dia, Pemprov DKI harus membangun nilai-nilai baru dengan sistem kontrol di lapangan yang ketat.
Saat peninjauan di Terminal Kampung Melayu, Jokowi menemukan banyak bus kota yang tak layak operasi seperti, tidak adanya spedometer, rem yang tidak berfungsi maksimal, bodi bus keropos dan lain sebagainya. Bahkan, sejumlah awak bus pun terlihat tidak tertib dan tidak mengenakan seragam.
“Kalau bus kota itu usianya ada yang 20 tahun, 30 tahun, artinya mobil itu sudah tidak layak jalan. Rem tidak jelas, spedometernya tidak ada. Coba, ini di ibu kota negara loh. Perlu ada peremajaan total. Tidak tahu itu pakai pola subsidi atau pola hibah. Jangan suruh mereka untuk beli karena tidak mungkin. Sampai kapan pun tidak mungkin,” katanya.
Nanang Sukarna, Ketua Umum Koperasi Angkutan Umum Jakarta (Kopaja), mengakui saat ini memang banyak armada Kopaja yang kondisinya memprihatinkan. Dalam catatannya saat ini seluruh armada Kopaja yang ada 1.479 unit, 70 persen di antaranya usianya sudah di atas 15 tahun. Dari yang 70 persen itu banyak bus tidak layak operasi namun tetap beroperasi.
“Peremajaan sebenarnya telah dilakukan di sejumlah trayek. Kami juga keinginan melakukan peremajaan tapi kalau oleh Kopaja sendiri jelas tidak mungkin. Perlu ada bantuan dari Pemprov DKI dan perbankan,” jelasnya.