REPUBLIKA.CO.ID, Sikap tegas itu merupakan respon terhadap komentar dua oknum tentara di jejaring sosial Facebook terkait aksi unjuk rasa film anti-Islam di Sydney beberapa waktu lalu.
"Menargetkan setiap orang atas dasar jenis kelamin, agama, etnis atau orientasi seksual adalah menjijikan dan bertentangan dengan nilai-nilai militer," kata Stephen Smith, seperti disadur dari the sydney Morning Herald, Senin (29/10).
Menurutnya mayoritas personel milter adalah orang-orang profesional dan pekerja keras yang bertindak sesuai dengan nilai-nilai. Masalah ini terungkap ketika media Australia melaporkan komentar dua oknum tentara yang diketahui berasal dari 3rd brigade Townsville.
Salah seorang dari mereka mengatakan akan menggunakan senapan sniper dan mesin guna ditujukan kepada umat Muslim. "Beri aku M4 dan kirim saya ke Sydney, saya akan remukan mereka," kata tentara itu, seperti dikutip onislam.net.
"Mate, saya akan gunakan senapan mesin MAG 58, saya tembak mereka dengan 500 butir peluru," lanjutn dia.
Salah seorang pimpinan militer, Letnan Jenderal David Morrison berjanji akan menindak tegas setiap tentara yang melanggar. "Jika ditemukan ada seorang prajurit yang terlibat, maka saya akan mengambil tindakan sesuai dengan hukum negara," selorohnya.
Namun Kemenhan Australia masih berbaik hati hanya memberikan teguran kepada mereka yang ketahuan berperilaku rasis. Mereka hanya diminta mengikuti konseling psikologi.
Meski hukumannya ringan, Komunitas Muslim merasa puas dengan jaminan itu. Sukkarrieh Khaled dari Dewan Islam New South Wales menyambut baik putusan tersebut.
"Saya pikir, militer Australia harus membasmi mentalitas seperti itu," kata Ahmed kilani, pemilik laman Muslim Village.