REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pelaku rencana pembunuhan terhadap Malala Yousufzai mulai terkuak. Kepolisian Pakistan mengantongi sejumlah nama pelaku yang terlibat dalam penembakan keji itu.
Menteri Dalam Negeri Pakistan mengatakan, penyelidik kepolisian sedang mendalami keterlibatan seorang bernama Attah Ullah Khan. Pria 23 tahun tersebut malah sudah ditetapkan sebagai tersangka, tetapi belum berhasil menangkap dua pelaku tersebut.
"Jelas mereka telah menjalankan pekerjaan mereka. Mereka membuntuti Malala, dan bertindak pada saat itu," kata Rehman Malik, seperti dikutip kanal berita CNN, Senin (29/10). Saat ini, kata dia, penyelidikan terus dikembangkan. Dia tidak menyebutkan nama seorang pelaku lainnya.
Rehmen mengatakan, setidaknya terjadi kerja sama antar sesama pelaku dalam upaya pembunuhan aktivis pendidikan bagi Pakistan itu. Kata dia, seorang di antara mereka membawa senjata, sedangkan yang lainnya menunjukkan jalan di mana sekolah gadis berusia 15 tahun itu berada.
Dikatakannya, tersangka adalah seorang mahasiswa jurusan kimia Universitas Jahanzeb dari Distrik Swat, tempat Malala diserang. Pekan lalu, polisi sudah menahan setidaknya enam orang yang terlibat dalam penembakan tersebut.
Awal Oktober lalu, Malala ada di sebuah minibus bersama rombongan teman-temannya. Siswi setingkat sekolah menengah pertama ini hendak pulang ke rumah usai belajar di lembaga pendidikan dekat kawasan Lembah Swat, Pakistan. Malala menjadi incaran kelompok garis keras Taliban, karena mengampanyekan pendidikan bagi perempuan. Malala ditembak persis di bagian kepala dan leher.
Pemerintah dan dunia internasional mengutuk aksi tersebut. Malala sempat dirawat khusus di Rumah Sakit Militer Pakistan. Alasan medis dan keamanan memaksa pemerintah mengungsikannya ke Eropa pekan lalu.
Saat ini gadis yang menjadi ikon emansipasi wanita di Pakistan ini kondisinya membaik. Sebelumnya, dia tak sadarkan diri selama hampir tiga pekan. Menteri Luar Negeri Inggris William Hague, Menteri Luar Negeri Emirat Arab Sheikh Abdullah Bin Zayed, bersama Rehman mengunjungi Malala di rumah sakit, Senin (29/10).
Sementara itu kelompok Taliban, dalam sebuah pernyataan yang dilansir oleh CNN News, mengatakan tidak akan menerima kehadiran Malala di Pakistan. Mereka mengancam melakukan aksi serupa terhadap gadis tersebut jika kembali ke Pakistan. Menanggapi ancaman itu, pemerintah berjanji akan memberikan pelayanan keamanan secara maksimal terhadap Malala beserta keluarganya.