REPUBLIKA.CO.IDJAKARTA--Beberapa kawasan AS yang terimbas badai sandy diprediksi tak gelar pemilihan umum presiden pada 6 November mendatang. Padamnya listrik, banjir dan angin kencang tak memungkinkan kawasan bencana tersebut menghelat pesta demokrasi tersebut.
Hal tersebut disampaikan oleh Atase Pers Kedutaan Besar AS di Indonesia, Troy Pederson. Dia mengatakan, beberapa wilayah terutama di pantai timur AS menghadapi bencana yang dahsyat. Meski menurutnya, badai Sandy telah lewat, namun angin kencang masih melanda kawasan tersebut dengan kecepatan 100 kilometer per jam.
Troy tak yakin pemilu dapat dihelat dalam kondisi tersebut. Namun dia juga optimis beberapa hari kedepan kondisi akan membaik. "Sekarang sudah tidak ada hurricane tapi ada angin kencang. power (listrik) tidak ada dan banjir. Tapi kita lihat kedepan, kan pemilu masih beberapa hari lagi," ujarnya usai acara diskusi tentang debat capres AS yang digelar Kedutaan di AtAmerica, Selasa malam.
Saat acara tersebut, ditayangkan pula laporan secara langsung dari AS oleh reporter televisi swasta yang ditugaskan ke negara paman sam, Anggi Ritmadhini. Dia mengatakan, pemilu tak dapat digelar di beberapa tempat. Jadwal kampanye pun saat ini dibatalkan.
"Ga bisa votting. Pemilu Selasa ga bisa digelar di beberapa tempat. Semua jadwal kampanye dibatalkan. Hari Senin Obama batalkan kampanye di Florida. Romney juga batalkan kampanye di Virginia," ujar Anggi.
Anggi mengatakan, polling kedua kandidat baik Barack Obama maupun Mitt Romney saat ini belum banyak berubah. Adapun terkait badai, Anggi mengatakan, terdapat 15 orang tewas di AS akibat badai tersebut. Warga dilanda banjir dan mengungsi menggunakan boat mesin.
Sebelumnya dikabarkan, Presiden AS, Barack Obama berharap badai Sandy tidak berdampak pada pemungutan suara. Meski demikian, Obama mengusulkan adanya pemeriksaan lebih lanjut terkait ganguan tersebut. "Kami tidak mengantisipasi hal itu, tapi kami jelas akan melihat permasalahan tersebut," ujar Obama Ahad lalu.