REPUBLIKA.CO.ID, MAGETAN - TNI Angkatan Darat dari Detasemen Peralatan (Denpal) Madiun telah meledakkan sebanyak empat mortir aktif yang diduga merupakan peninggalan perang dunia (PD) II.
Koresponden ANTARA di Magetan, Jumat, melaporkan proses peledakan bom atau mortir tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Denpal Madiun Mayor Kiptono di area Gunung Blego, Desa Ngaglik, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada 1 November lalu.
Data Denpal Madiun mencatat, bom yang diledakkan adalah bom atau mortir yang ditemukan warga di sejumlah daerah hukumnya, di antaranya di Kelurahan Mangge, Kecamatan Barat, Magetan beberapa waktu lalu.
Selain itu, amunisi kaliber 155, amunisi kaliber 105 yang ditemukan di wilayah Madiun, dan roket ukuran 3,5 inci yang ditemukan di Kabupaten Nganjuk.
"Proses peledakan berjalan lancar dan sesuai rencana dengan bantuan 10 personel. Peledakan ini sudah sesuai dengan protap juga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Menurut dia, sebelum diledakkan, mortir atau bom-bom tersebut dikubur di dalam tanah dengan kedalaman sekitar satu meter, kemudian diledakkan.
Radius getaran selama peledakan bom diperkirakan mencapai 200 meter dari lokasi. Peledakan ini mengundang penasaran warga desa sekitar hingga banyak yang menonton.
"Kita cemas jika tidak segera diledakkan nanti malah meledak di area yang bukan tempatnya dan bisa saja memakan korban. Jadi ini sudah tepat," terangnya.
Sebelumnya, petugas Polres Magetan mengamankan sebuah mortir kuno yang diduga masih aktif hasil temuan warga di sekitar sungai Kelurahan Mangge, Kecamatan Barat, kabupaten setempat pada 13 Oktober lalu. Mortir itu memiliki ukuran panjang 90 cm dan lingkaran 75 cm.