Jumat 02 Nov 2012 22:43 WIB

Kadin: Neraca Perdagangan di Titik Kritis

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekspor-impor September 2012, Kamis (1/11).  Data yang dilansir oleh BPS menunjukkan adanya surplus dari ekspor terhadap impor sebesar 552,9 juta dolar AS yang terdiri dari 15,9 miliar dolar AS (ekspor) dan 15,35 miliar dolar AS (impor).

Ketua Lembaga Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3EI) Kamar Dagang dan Industri Indonesia Didik J Rachbini mengatakan neraca perdagangan secara bulanan sulit untuk diukur.  "Kalau perdagangan bulanan kadang-kadang surplus, kadang-kadang defisit," kata Didik melalui pesan singkatnya kepada Republika, Jumat (2/11).

Terkait neraca perdagangan sampai September 2012, Didik menyebut neraca perdagangan dalam beberapa aspek berada pada titik kritis.  Aspek-aspek tersebut antara lain neraca perdagangan industri, pertanian dan pangan serta minyak yang terus mengalami defisit. 

Menurut dia, raihan surplus yang dicapai tetap bersumber dari eksploitasi sumber daya alam yang sebentar lagi akan habis.  Padahal, kata Didik, kritisnya neraca perdagangan tidak hanya pada barang.

Neraca perdagangan di bidang jasa (jasa angkutan dan keahlian) juga tekor terus.  "Akibatnya neraca transaksi berjalan juga bermasalah," tegas Didik. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement