REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT BNI Syariah menargetkan pencapaian aset Rp 10 triliun pada 10 November mendatang.
Per akhir September, aset anak usaha PT BNI tersebut sudah mencapai Rp 9,6 triliun.
Direktur Bisnis BNI Syariah, Imam Teguh Saptono, mengatakan upaya yang dilakukan dalam mencapai aset Rp 10 triliun adalah melalui mobilisasi dana pihak ketiga (DPK). "Khususnya mobilisasi tabungan dan giro," ujar Imam, Jumat (3/11) malam.
Sepanjang 2012, BNI Syariah telah membuka hampir 100 cabang baru di seluruh Indonesia. Termasuk di dalamnya unit mikro. Perusahaan meyakini perusahaan bisa mencapai target tersebut dalam waktu dekat.
Pekan lalu, BNI Syariah memproyeksikan pertumbuhan tahun 2013 akan mencapai 38 persen. BNI Syariah masih akan terus bergerak di sektor ritel, khususnya griya.
Hingga akhir kuartal ketiga lalu pembaiayaan di BNI Syariah tumbuh 24 persen, dengan total Rp 6,6 triliun. Sekitar 80 persen disalurkan ke sektor ritel dan sisanya ke sektor komersial.
Di sektor ritel, pembiayaan perumahan memberikan kontribusi terbesar, yaitu Rp 2,9 triliun. Sisanya ke sektor mikro, Kartu Hasanah, dan ritel produktif. Di sektor mikro BNI Syariah telah melebarkan sayapnya dengan membangun 49 outlet mikro.
Outlet ini terdiri dari dari 11 kantor cabang dan 38 kantor cabang pembantu. "Target kami untuk outlet mikro adalah 61 kantor," ujar Direktur Utama BNI Syariah, Dinno Indiano.