Kamis 29 Nov 2012 06:51 WIB

Melacak Jejak Kesultanan Banten (Bag 3)

Kesultanan Banten
Foto: http://humaspdg.files.wordpress.com
Kesultanan Banten

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhammad Fakhruddin

Pesatnya aktivitas niaga yang berlangsung di berbagai bandar tersebut, terutama di Sunda Kelapa dan Banten tidak terlepas dari pengaruh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada 1511. Pedagang-pedagang Islam yang semula berdatangan ke Malaka, mulai enggan berhubungan dengan pedagang Portugis yang beragama Kristen.

Portugis pun lebih suka berdagang dengan orang yang beragama Hindu. Karena Selat Malaka dan kota Malaka pada masa itu telah dikuasai Portugis, maka tak sedikit para pedagang datang untuk mengadakan transaksi jual beli berbagai komoditas di Banten. Sumber tertulis menyebutkan para pedagang itu berasal dari Arab, Abesinia, Belanda, Cina, Denmark, Gujarat, Inggris, Prancis, Persia, dan Turki.

Kebesaran Kesultanan Banten pada masa ini ditunjang oleh beberapa faktor, seperti letak geografis yang stategis, kondisi lingkungan (ekologis) yang menguntungkan, struktur masyarakat, dan pemerintahan yang kuat. Pada waktu kota Banten menjadi pusat pemerintahan, kota ini banyak didatangi oleh para pedagang asing dan Nusantara.

Kota Banten menjadi ramai karena terletak pada jalur perdagangan internasional dan merupakan penghasil komoditas lada. Para pedagang asing yang datang ke Banten, selain berdagang juga mencatat keadaan kota.

Keberadaan Banten lama sebagai pusat kesultanan dan kota bandar yang dilengkapi dengan berbagai sarana diberitakan jelas oleh Belanda ketika mengirimkan ekspedisi pertamanya menuju Banten di bawah Corenelis de Houtman.

Houtman menggambarkan keberadaan kota Banten sebagai keraton, masjid, alun-alun, pasar, pelabuhan, jalan, serta perdagangan di pasar Karangantu, perkampungan penduduk dari berbagai tempat di Indonesia. Kala itu, struktur masyarakat Banten amat multietnis, yakni yang berasal dari Melayu, Benggala, Gujarat, Abesenia, Cina, Arab, Pegu, Turki, Persia, Belanda, Portugis, dan para pedagang dari Nusantara seperti dari Ambong, Belanda, Maluku, Selor, Makasar, Sumbawa, Jaratan, Gersik, Pati, Sumatera, dan Kalimantan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement