Senin 03 Dec 2012 21:21 WIB

Salim bin Ma'qil, Dispensasi Sepersusuan (3)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
llustrasi
Foto: wordpress.com
llustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah mendoakan Salim agar dia dianugerahi istri salehah. Dan ia pun mendapatkannya.

Pada suatu saat, Salim mengutarakan keinginannya untuk menikah agar dia mempunyai rumah dan keluarga. Maka, dia merundingkan masalah ini dengan Abu Hudzaifah selaku ayah angkatnya.

Abu Hudzaifah menyarankan agar Salim menikahi keponakannya, yaitu Fatimah binti al-Walid bin Utbah. Fatimah juga termasuk kelompok wanita yang pertama kali berhijrah. Ia juga termasuk wanita Quraisy yang utama.

Rasulullah dan para sahabat mengetahui rencana Salim. Mereka pun turut bergembira dan Rasulullah mendoakan Salim agar dia dianugerahi istri salihah.

Fatimah, sang istri, memang menjadi penolong dan penyokong bagi Salim agar dia dapat menunaikan aneka ibadah dan juga dalam mencari rezeki yang halal.

Pada siang hari, Salim baru pulang dengan tangan yang bengkak-bengkak karena terlampau banyak bekerja. Sambil memegang tangan suaminya, sang istri berkata, “Mengapa kamu tidak menyenangi tanganmu dan tubuhmu, lalu mengistirahatkannya untuk berjihad di jalan Allah?”

Salim menjawab, “Sesungguhnya aneka amal itu, apa pun bentuknya, merupakan ibadah. Tangan yang bengkak ini karena banyak bekerja merupakan tangan yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Jika kedua tangan ini diajak berjihad, keduanya bagaikan pedang yang menaklukkan orang kafir, mengangkat panji ketauhidan, dan engkau akan menyimak berita yang menggembirakan tentang kedua tangan ini.”

Namun, kedekatannya dengan sang istri sempat terganggu ketika sekelompok sahabat mengharamkan menggauli wanita dan makan daging, alias hidup selibat bergaya laksana para rahib-rahib dari ajaran agama lain. Di antara sahabat tersebut adalah Salim.

Mereka tinggal di daerah pinggiran supaya berkonsentrasi pada zikir dan agar syahwatnya lenyap. Mereka mencurahkan diri di dalam ibadah. Mereka memakai kain dengan tenunan yang kasar dan berkelana di muka bumi seperti yang dilakukan oleh para pendeta.

Maka, diturunkanlah surah al-Maidah ayat 87-88. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengharamkan yang baik-baik (dari) apa yang Allah telah halalkan buat kamu dan jangan kamu melewati batas karena sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang suka melewati batas. Dan, makanlah sebagian rezeki yang Allah berikan kepadamu dengan halal dan baik dan takutlah kamu kepada Allah, zat yang kamu beriman dengannya.”

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement