REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang mengancam akan menembak jatuh roket terbesar kedua yang dimiliki Korea Utara (Korut). Roket tersebut akan membawa sebuah satelit dan dijadwalkan meluncur pada pertengahan Desember ini.
Perdana Menteri Jepang, Yoshihiko Noda, mengatakan menteri pertahanan setempat telah mengeluarkan perintah untuk mempersiapkan 'sebuah penangkapan'. Hal itu merupakan peringatan bahwa Tokyo akan menembak jatuh roket Korea Utara jika mengancam wilayah negara Asia Timur.
"Kami sangat menyesalkan jika mereka tetap meluncurkan roket. Tidak hanya negara kami, tetapi seluruh masyarakat internasional harus mengambil tindakan tegas untuk menangani ini," ujar Noda seperti diberitakan Press TV, Senin (3/12).
Komentar tersebut muncul setelah Komite Teknologi Ruang Angkasa Korea Utara mengumumkan negaranya akan meluncurkan roket Unha-3 antara 10-22 Desember 2012. Peluncuran akan dilakukan di Stasiun Sohae di Provinsi Pyongyang Utara. Menurut pernyataan dari Pyongyang, roket tersebut akan membawa satelit observasi yang akan mengorbit bumi untuk tujuan ilmiah dan teknologi.
"Jalur penerbangan yang aman telah dipilih sehingga bagian-bagian dari roket yang mungkin jatuh selama proses peluncuran tidak akan mempengaruhi negara-negara tetangga," ujar pernyataan dari kantor berita Korea.
Sementara itu, kantor berita Yonhap mengutip pernyataan pejabat senior Seoul yang mengatakan Korea Utara telah memberi peringatan pada otoritas penerbangan di negara-negara lain, termasuk Jepang. Negara-negara itu dinilai memiliki risiko atas peluncuran roket.
Amerika Serikat dan negara sekutunya menyebut peluncuran roket Korea Utara tersebut sebagai bagian dari tes terselubung untuk rudal balistik antar benua yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Peluncuran tersebut dinilai sebagai tindakan provokatif yang mengancam perdamaian kawasan.