REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Warga Palestina akan meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk menyerukan pembekuan permukiman Israel. Seruan tersebut merupakan hasil pertemuan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dengan para penasihatnya Selasa (4/12) waktu setempat.
Palestina meminta DK PBB untuk membuat resolusi yang mengecam pembangunan pemukiman Israel, meskipun upaya sebelumnya pada awal tahun 2011 lalu harus kandas oleh veto Amerika Serikat (AS). Ini juga mengacu pada harapan komunitas internasional yang mengakomodasi antara kedua pihak, yaitu Israel dan Palestina.
Keputusan ini sebagai bagian dari pertikaian yang meningkat akibat rencana baru Israel untuk membangun ribuan rumah di Yerusalem. Masyarakat Palestina mengatakan, E-1 dan Givat Hamatos sangat bermasalah lantaran Israel akan memotong Yerusalem timur dari sisa Tepi Barat.
"Rencana Israel untuk Yerusalem dan dekat daerah Tepi Barat adalah yang paling berbahaya dalam sejarah perluasan permukiman dan apartheid,'' kata Abbas dan anggota senior PLO dan gerakan Fatah dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan.
Pembantu senior Abbas Saeb Erekat mengatakan, rencana Israel untuk E-1 dan Hamatos Givat akan meninggalkan proses perdamaian. Erekat juga menegaskan kepada stasiun televisi bahwa (perdamaian) sudah berakhir jika kedua permukiman dibangun.
"Jangan bicara tentang perdamaian, jangan bicara tentang solusi dua negara, berbicara tentang realitas satu negara antara Sungai Yordan dan Mediterania," kata Erekat.
Secara terpisah Israel mengumumkan rencana baru setelah pekan lalu PBB mengakui negara Palestina di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur yang ditetapkan sebagai negara pengamat non anggota. Padahal tanah itu sudah diduduki Israel sejak 1967. Sekitar setengah juta warga Israel tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Rencana tersebut yaitu pembangunan 3 ribu lebih unit rumah untuk orang-orang Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, serta mempersiapkan untuk pembangunan proyek yang sangat sensitif di dekat Yerusalem, yang dikenal sebagai E-1. Tidak hanya itu, Israel akan membangun lebih dari 4.200 apartemen di dua daerah, yaitu Ramat Shlomo dan Givat Hamatos.