REPUBLIKA.CO.ID, Produksi industri keramik nasional diperkirakan meningkat 15 persen pada 2013. Hal ini disebabkan meningkatnya permintaan dan pertumbuhan sektor properti nasional.
Ketua Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Elisa Sinaga menyatakan, sampai kuartal ketiga tahun ini, total produksi keramik nasional naik 8 persen menjadi 260 juta meter persegi. "Ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” katanya, Kamis (6/12). Jumlahnya ini akan semakin bertambah pada 2013 mendatang. Pembangunan perumahan, apartemen, serta hotel akan meningkatkan permintaan keramik.
Peningkatan produksi ditopang dari produksi keramik di Jawa Timur, seiring membaiknya pasokan gas bagi sektor industri. Untuk Jawa Timur, lanjut Elisa, terdapat 10 produsen keramik dan telah mendapatkan tambahan pasokan gas sebesar 20 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). “Saat ini, kebutuhan gas bagi industri keramik di Jawa Timur sudah mencukupi. Bahkan masih terdapat kelebihan pasokan yang bisa dialokasikan ke wilayah lain seperti Jawa Barat apabila terdapat jalur pipa infrastruktur,” ujarnya.
Elisa menambahkan, sampai dengan akhir tahun produksi keramik nasional diproyeksikan mencapai 330 juta sampai dengan 340 juta meter persegi. “Jika pasokan energi seperti gas tidak mengalami kendala, produksi keramik diperkirakan bisa mencapai 400 juta meter persegi,” tandasnya.
Selain meningkatnya produksi, harga jual keramik pun akan meningkat 15 persen. Ini disebabkan meningkatnya Upah Minimum Pekerja (UMP), kenaikan tarif tenaga listrik (TTL), dan naiknya harga gas. Peningkatan tersebut otomatis akan menambah biaya produksi sekitar 12 persen. "Kenaikan harga jual produk harus dilakukan agar keuntungan tidak berkurang,” katanya.