Sabtu 08 Dec 2012 05:10 WIB

Warga Rela Pada Kebijakan Jokowi, Asal..

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Indah Wulandari
Jakarta masuk dalam sepuluh kota termacet di dunia.
Jakarta masuk dalam sepuluh kota termacet di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Kebijakan Gubernur Joko Widodo berupa pembatasan kendaraan di jalan raya berdasarkan nomor polisi (nopol) genap-ganjil disambut warganya dengan kerelaan.

Namun demikian, warga juga yakin para orang kaya akan berkelit dari aturan itu dengan menambah koleksi mobil dengan nopol yang belum mereka punyai. “Bakal banyak yang beli mobil baru dan bekas. Juga akan ramai jual beli nopol,” kata Wibi Anhari (26 tahun) seorang warga Klender, Jakarta Timur.

Menurut Wibi, dirinya rela untuk mengikuti instruksi dari Gubernur yang akrab disapa Jokowi itu. Dia menunjukkan kerelaannya dengan naik kendaraan umum di saat pelat kendaraannya haram untuk hinggap di jalanan Ibu Kota.

 Seorang warga Jatiwaringin, Jakarta Timur, Adi Sembiring (26 tahun) melontarkan hal yang tidak jauh berbeda. Dia yang sehari-hari mengendarai motor untuk bekerja rela berkorban demi bangsa dan negara untuk mengatasi kemacetan. “Yah selang seling naik motor trus naik kendaraan umum tak jadi masalah yang penting gak macet lagi,” ujar dia.

Dengan adanya peraturan itu, Adi mengaku optimis kemacetan dapat teratasi. Menurut dia, tidak ada masalah apabila harus keluar dana lebih besar dari biasanya untuk ongkos kendaraan umum.

Adi mengungkapkan, tidak terpikir untuk membeli kendaraan lagi yang berlawanan pelat nomornya dengan yang sudah dia miliki. Namun, dia berpikiran, para warga yang kelebihan duit akan melakukan hal tersebut.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement