Rabu 19 Dec 2012 21:01 WIB

Hampir Separuh Sinyal KA Masih Manual

Rep: Eko Widyanto/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pekerja membersihkan gerbong kereta api di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Minggu (12/8).
Foto: Antara Foto
Pekerja membersihkan gerbong kereta api di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Minggu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Menteri Perhubungan EE Mangindaan dan Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, meresmikan penggunaan sistem Computer Based Interlocking (CBI) dalam sistem persinyalan Kereta Api di Stasiun Gumilir Kabupaten Cilacap, Rabu (19/12). Sistem persinyalan ini dikembangkan oleh PT Len Industri (Persero) yang bekerja sama dengan ITS, ITB dan BPPT.

Dalam peresmiaan tersebut, Menhub menyebutkan, dengan penggunaan sistem CBI dalam sistem persinyalan KA, diharapkan maka aspek keselamatan perjalanan KA akan lebih terjamin. ''Sistem ini, nantinya akan diterapkan pada semua stasiun KA di Jawa dan Sumatera, yang selama ini masih menggunakan sistem mekanik atau manual,'' kata Menhub.

Dirjen Perkereta-apian Kementerian Perhubungan Tunjung Hendrawan menyebutkan, selama ini untuk stasiun-stasiun KA di Pulau Jawa, baru 53 persen yang menggunakan sistem persinyalan elektrik. Sisanya, sebanyak 47 persen masih menggunakan sistem mekanik atau manual.

Sementara di Pulau Sumatera, stasiun yang sudah menggunakan sistem elektrik baru 1 persen. Sedangkan yang sebagian besar lainnya, 99 persen, masih menggunakan sistem mekanik.

Bahkan Hendrawan menambahkan, dari 53 persen sistem persinyalan KA yang sudah menggunakan sistem elektrik tersebut, sebanyak 50 persen di antaranya merupakan peralatan sinyal elektrik yang didatangkan dari luar negeri. Hanya 3 persen yang menggunakan peralatan sinyal elektrik yang dibuat oleh PT Len Industri.

''Hal ini membuat ketergantungan kita terhadap negara produsen peralatan sinyal tersebut menjadi sangat tinggi. Kalau ada kerusakan, kita harus mendatangkan ahlinya dari negara produsen,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement