Rabu 02 Jan 2013 06:04 WIB

Selama 2012, POD Migas Sumbang Rp 185 T

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Dewi Mardiani
Ladang migas
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Ladang migas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  – Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SK Migas)  mencatat pemerintah mendapatkan pemasukan signifikan dari sektor migas selama 2012. Pemerintah diperkirakan memperoleh penerimaan bersih sebesar 18,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 185,125 triliun.

"Ini didapat dari 47 rencana pengembangan (Plant of Development/POD) yang sudah disetujui SK Migas," tegas Deputi Perencanaan SK Migas, Widhyawan Prawiraatmadja, kemarin.

Dia mengatakan, salah satu POD Migas adalah POD I Lapangan Ario Damar-Sriwijaya dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) Tropik Energi Pandan, POD I Lapangan South Sebuku dengan kontraktor Medco E&P Bengara, dan revisi POD I Lapangan Kepodang dengan kontraktor Petronas Carigali Muriah.

 

Disetujuinya POD II Lapangan Tangguh Train 3 di Papua dengan kontraktor BP Berau Ltd juga memiliki dampak signifikan lain. "Dengan total investasi sebesar 11,13 miliar dolar AS (Rp 107 triliun), bakal didapat kumulatif produksi sebesar 2,48 triliun kaki kubik gas dengan tingkat produksi puncak sekitar 700 juta kaki kubik per hari per hari," jelasnya.

Persetujuan 26 POD yang dilayangkan di blok yang dikelola Pertamina EP juga memberi sumbangan lebih. Persetujuan POD terkait peremajaan fasilitas produksi(enhanced oil recovery/EOR) yang dilakukan seperti pada Lapangan Beringin, Prabumulih, dan Paluh Tabuhan Timur agar produksi bisa lebih optimal, akan menambah penerimaan negara.

Belum lagi POD Chevron Pacific Indonesia untuk sejumlah lapangan seperti Lapangan Petapahan Phase-1, Duri Area-8 Rindu, Duri Area-12, Sangsam, Duri Area 7 Rindu, dan Sumur Jorang Deep-1. Ia memperkirakan bakal ada peningkatan cadangan dari enam POD tersebut sebesar 34,7 juta barel minyak dan 9,9 miliar kaki kubik gas dengan biaya sebesar 850 juta miliar dolar AS (Rp 8,325 triliun).

"Pertamina Hulu Energi (PHE) pada tahun ini mengusulkan tiga POD dari WK Offshore North West Java (ONWJ), sisanya dari WK West Madura Offshore (WMO)," katanya. Produksi gas dari lapangan tersebut dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pasokan gas domestik sebesar 60 miliar kaki kubik dengan perkiraan biaya investasi sebesar  418,8 juta dolar AS (Rp 4,09 triliun).

Medco E&P Indonesia juga mengusulkan tiga POD yaitu lapangan Lica, Rumbi,  dan South Sebuku. Produksi gas Lapangan South Sebuku akan dialirkan untuk memenuhi kelistrikan di daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia, yaitu di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur.

"Intinya, persetujuan POD kali ini memecahkan rekor terbanyak persetujuan POD,” ujar Widyawan lagi. Total kumulatif produksi dari 47 POD tersebut diperkirakan sebesar 956 juta barel ekuivalen minyak, terdiri dari 216 juta barel minyak bumi, 4,1 triliun kaki kubik gas bumi, dan 7,6 juta barel elpiji (liquified petroleum gas/LPG).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement