REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Oposisi Suriah, Ahad (6/1), menolak inisiatif perdamaian baru Presiden Bashar al-Assad. Mereka juga menolak konferensi rekonsiliasi nasional dan pemerintahan baru.
Louay Safi, anggota Koalisi Nasional Suriah, menolak pidato Bashar yang dinilainya sebagai retorika kosong.
"Dia tidak menawarkan untuk mundur yang merupakan prasyarat untuk memulai perundingan," kata Safi dikutip oleh Al-Jazeera. "Dia telah menunjukkan bahwa ia adalah seorang diktator yang kita tidak bisa bernegosiasi dengannya.''
Safi menilai Bashar tidak memiliki keinginan untuk melepaskan kekuasaan. Bashar ingin menghancurkan oposisi.
''Dia berharap dia bisa tinggal selama 40 tahun ke depan seperti yang ayahnya lakukan," kecam Safi.
Bashar menyerukan perang untuk membela bangsa. Bashar menggambarkan pemberontak yang melawan dirinya itu sebagai teroris dan agen asing.
Satu konferensi rekonsiliasi yang ia usulkan harus mengecualikan orang-orang yang telah mengkhianati Suriah.