REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA -- Sepuluh hektare sawah di Kabupaten Jembrana, Bali, terendam air laut, menyusul gelombang pasang yang menyebabkan banjir rob dan menjebol lima tanggul di Desa Tuwed.
"Sebanyak 15 kepala keluarga juga terisolasi karena jalan ke rumah mereka terendam air laut. Jebolnya tanggul itu membuat tiga tambak terendam, sedangkan udang yang siap panen hanyut," kata Kepala Desa atau Perbekel Tuwed, Ketut Suarna, Kamis (17/1).
Menurut Suarna, tanggul itu sengaja dibuat agar air laut tidak menggenangi areal persawahan, tambak hingga rumah warga. Namun akibat bencana ini, selain pengusaha tambak yang rugi puluhan juta rupiah, petani juga menderita kerugian yang tidak sedikit karena padi yang baru mereka tanam 3 hingga 5 hari dipastikan mati.
"Kalau sudah terendam air laut, apalagi dalam waktu yang cukup lama, padi pasti mati. Petani harus menanam ulang, dan mengeluarkan modal lagi," ujar Suarna.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tuwed, Ketut Toya berharap pemerintah memberikan bantuan agar petani bisa bercocok tanam lagi. "Kalau pihak desa jelas tidak mampu membantu modal untuk petani. Yang bisa kami lakukan sekarang adalah mendatangkan pasir dan batu untuk menguruk tanggul yang jebol tersebut," katanya.
Toya juga mengatakan, warga yang tinggal di pesisir desa tersebut sempat trauma, karena ombak yang datang cukup tinggi seperti tsunami. Salah satu bagian tanggul yang jebol, menurut Suarna, baru saja diperbaiki pada 2012, bahkan ketinggiannya ditambah 50 centimeter.
"Namun sekarang sudah jebol dihantam ombak. Kami belum memikirkan jalan keluarnya, yang penting menyelamatkan warga dulu," katanya.