REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Presiden Boediono membuka Konvensi Kampus ke-IX dan Temu Tahunan Forum Rektor Indonesia (FRI) ke-15 di gedung Gradhika Bhakti Praja, Jawa Tengah, Jumat (18/1).
Acara yang diikuti para Rektor serta utusan 300 perguruan tinggi negeri maupun swasta (PTN/ PTS) se-tanah air ini diselenggarakan oleh Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) selaku tuan rumah.
Konvensi dan Temu Tahunan para Rektor yang akan digelar selama tiga hari (17-19 Januari) ini akan membahas beragam isu pokok terkait peran pendidikan tinggi dalam pembangunan negara.
Sejak digagas 15 tahun silam, FRI selalu aktif mengawal perjalanan reformasi melalui berbagai kegiatan nyata.
''Peran ini akan semakin penting maknanya,'' kata Boediono. ''Karena, bangsa Indonesia saat ini tengah melewati masa transisi dan konsolidasi demokrasi yang penuh kerawanan dan tantangan.''
Hingga saat ini kiprah FRI memiliki arti lebih dibandingkan dengan kelompok lain. Rekomendasi serta langkah-langkah FRI selalu didasarkan pada kepentingan nasional, kepentingan rakyat dan bukan kepentingan sempit kelompok tertentu.
Selain itu, rakyat melihat pandangan dan rekomendasi forum Rektor merupakan forum yang terdiri dari para cendekiawan dan pendidik. Rekomendasinya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang obyektif dan sahih.
“Inilah kelebihan yang dimiliki forum Rektor ini,'' katanya.