Senin 28 Jan 2013 20:03 WIB

PDIP Ajak Parpol Tak Terjebak Pragmatisme Politik

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Djibril Muhammad
Logo PDIP (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Logo PDIP (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai politik diminta untuk tidak terjebak dalam politik pragmatis. Upaya meraih suara Pemilu 2014 tidak boleh mengabaikan kualitas perekrutan yang baik dan benar. 

Hal tersebut penting agar kader yang menjadi calon legislatif (caleg) benar-benar memiliki kualitas, integritas dan kapabilitas yang nyata saat menjadi wakil rakyat. 

"Parpol hendaknya menghindarkan diri dari pragmatisme politik," imbuh Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) PDI Perjuangan, Achmad Basarah kepada wartawan di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (28/1).

Basarah menyatakan pragmatisme politik tercermin dari banyaknya partai yang merekrut artis sebagai caleg. Popularitas artis dieksploitasi demi mendulang suara tanpa memperhatikan integritas dan kapabilitas sang artis. 

Basarah mengatakan penggerbekan BNN di rumah Raffi Achmad harus menjadi pembelajaran semua partai politik. "Pola rekrutmen caleg artis harus lebih diperketat. Tidak etis kalau artis hanya dijadikan alat pengumpul suara,” ujarnya.

Partai politik juga mesti berperan memberikan pendidikan politik kepada rakyat. Rakyat harus diberitahu cara menilai kualitas caleg sebelum dipilih. Dengan begitu rakyat tidak terjebak pada pilihan politik yang hanya bertumpu pada popularitas figur. "Perlu pendidikan politik kepada rakyat," kata Basarah.

PDI Perjuangan menurut Basarah tidak main-main merekrut caleg. Berkerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), PDI Perjuangan akan mengawasi seluruh jajaran struktur dan kader PDIP di Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement