Jumat 01 Feb 2013 19:55 WIB

Jakbar Bebas Flu Burung

Rep: Ilhami Rizqi Ashya/ Red: Djibril Muhammad
Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1).
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Flu burung yang kembali marak di Indonesia rupanya belum menghinggapi wilayah Jakarta Barat (Jakbar) dan sekitarnya. Mengingat, Sudin Peternakan dan Perikanan, Pemerintah Kota Jakarta Barat menyatakan wilayahnya masih bebas flu burung untuk saat ini.

Kepala Seksi Peternakan Sudin Peternakan dan Perikanan Jakbar, Rahmat Manendar, berharap kondisi Jakbar yang bebas flu burung akan terus bertahan.

Sebelumnya, pada 10 Januari, pihak Sudin Peternakan dan Perikanan Jakbar sempat memotong empat ekor unggas dan membakar kandangnya di wilayah Kota Bambu Utara Palmerah sebagai tindakan pencegahan penyebaran flu burung.

Hal tersebut dilakukan karena adanya sembilan unggas yang tiba-tiba mati di wilayah Jakarta Utara. Rahmat sendiri menegaskan tindakan pencegahan terus dilakukan secara rutin, termasuk melakukan pemeriksaan terhadap unggas yang tiba-tiba mati.

Namun untuk saat ini belum ada yang positif terkena virus H5N1. "Ada saja laporan unggas mati mencurigakan, namun semua negatif," tegasnya.

Sudin Peternakan dan Perikanan sendiri telah melakukan tindakan pencegahan rutin seperti melakukan 'bio security' ke tempat-tempat penampungan dan pemotongan unggas. Selain itu, 'sweeping' dan sosialisasi tentang pengenalan unggas yang terkena flu burung dan tindakannya juga dilakukan rutin.

'Bio security' merupakan tindakan penyemprotan ke kandang-kandang unggas dengan cairan disinfektan. Untuk yang memelihara unggas hias, Sudin mengharuskan si pemelihara mendapatkan sertifikat dari Sudin bahwa hewannya bebas penyakit.

Fenomena flu burung di Indonesia yang kembali marak menurut Rahmat merupakan hal yang aneh, karena selain Indonesia belum sepenuhnya bebas flu burung, saat ini cuaca yang ekstrem membuat mudah penyebaran virus H5N1.

"Ya seperti manusia, di musim seperti ini kita juga jadi gampang sakit, utamanya sakit macam influenza, unggas juga sama, mereka juga jadi gampang sakit, makanya flu burung kembali merebak," jelas Rahmat.

Namun untuk kali ini, Rahmat mengungkapkan virus H5N1 lebih banyak menyerang itik daripada unggas lain seperti ayam dan burung. "Ada (itik) yang sudah positif di Jawa Tengah, namun pemeliharanya negatif," kata Rahmat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement