REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Yusuf Supendi, mengatakan pengangkatan Anis Matta sebagai Presiden PKS boleh dibilang tergesa-gesa dan menunjukkan kepanikan.
“Penetapan Anis Matta ini sangat tergesa-gesa,” kata Yusuf Supendi dalam acara diskusi di Jakarta, Ahad (3/2).
Yusuf menganalogikan kondisi PKS saat ini layaknya kolam ikan yang tercemar sabun. Ikan-ikan dalam kolam tersebut akan menggelepar karena air sabun tersebut. Petinggi-petinggi PKS, lanjutnya, seperti ikan-ikan itu yang sedang panik dan gelagapan.
Selain itu, pengangkatan Anis juga menunjukkan dominasinya kubu sejahtera dan mengalahkan kubu keadilan seperti Hidayat Nur Wahid. Pengangkatan ini juga bisa menjadi ‘blunder’ karena Anis Matta juga disebut-sebut terkait dalam kasus korupsi lainnya.
Ia sendiri pernah melaporkan Anis ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan dugaan telah melakukan penggelapan uang sebesar Rp 10 miliar. Seharusnya dalam kondisi KPK telah menetapkan Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka, citra PKS dapat dipulihkan dengan mengangkat kembali Hidayat Nur Wahid sebagai Presiden PKS.
“Pak Hidayat kan dari kubu keadilan, relatif lebih dipercaya kader dan masyarakat luar,” ujar Yusuf.
Yusuf juga melihat pengangkatan Anis sebagai presiden hanya untuk menyelamatkan ‘kepentingan’ para petinggi PKS. Sayangnya, ia belum mau mengungkapkan ‘kepentingan’ apa yang diselamatkan para petinggi PKS dengan pengangkatan Anis sebagai Presiden PKS.
“Ini untuk menyelamatkan kepentingan. Jadi, saya bilang PKS seperti ikan yang gelagapan di kolam bersabun, tendang sana-sini, saling tendang, saling menyelamatkan,” sindirnya.