Senin 04 Feb 2013 07:56 WIB

Ehud Barak Mengaku Serang Pusat Riset Suriah

Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak
Foto: REUTERS
Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak

REPUBLIKA.CO.ID, MUENCHEN -- Menteri Perang Israel, Ehud Barak, pada Ahad mengakui bahwa pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan terhadap pusat penelitian ilmiah di Jamraya, luar kota Damaskus.

Barak mengacu kepada serangan Israel yang diluncurkan di Suriah pekan lalu, dan mengatakan kepada para wartawan di Jerman bahwa insiden tersebut merupakan bukti bahwa ketika itu "kami mengatakan sesuatu, kita sungguh-sungguh".

"Saya selalu menjelaskan terus terang bahwa kami mengatakan, dan itulah bukti ketika kami mengatakan sesuatu yang kami maksudkan, bahwa kami tidak berharap pihaknya harus diizinkan untuk membawa sistem senjata canggih ke Lebanon," kata Barak seperti dikutip oleh AP.

Pernyataan itu merupakan petunjuk yang jelas bahwa agresi tersebut terjadi sebagai pelaksanaan ancaman-ancaman Israel yang diucapkan akhir-akhir ini dengan dalih menargetkan "pengiriman senjata".

Satu paradoks yang perlu diperhatikan adalah bahwa pengakuan agresi Israel tersebut dilakukan pada Konferensi Keamanan Munich tanpa membuat gema apapun bagi 'pendukung stabilitas dan keamanan' Barat, yang bahkan tidak mengutuk agresi itu, meskipun menjadi tindakan agresif langsung terang-terangan yang mengancam keamanan dan stabilitas di kawasan dan merupakan pelanggaran berat Piagam PBB dan hukum internasional.

Serangan udara Israel itu menurut seorang pejabat AS menghantam peluru kendali darat-ke-udara dan sebuah kompleks militer terdekat di pinggiran Damaskus, karena Israel takut senjata tersebut akan dikirimkan kepada Hizbullah.

Laporan-laporan sebelumnya mengisyaratkan pesawat-pesawat tempur Israel mungkin telah menargetkan dua lokasi terpisah dalam serangan Rabu di Suriah: satu situs militer di luar ibu kota dan konvoi senjata di dekat perbatasan Lebanon.

Tetapi pejabat AS tersebut mengatakan serangan itu terbatas pada satu lokasi. "Itu terjadi di pinggiran kota Damaskus," kata pejabat, yang berbicara dengan syarat tak disebut jatidirinya kepada AFP.

"Ada serangan rudal darat-ke-udara pada kendaraan" yang ditargetkan oleh pesawat Israel, katanya, dan menambahkan bahwa senjata itu diyakini adalah rudal SA-17 anti-pesawat buatan Rusia.

Pesawat juga membom satu kompleks militer yang berdekatan dengan bangunan-bangunan yang diduga gudang bahan kimia, kata pejabat itu. Israel menduga senjata-senjata itu akan dikirimkan ke kelompok Syiah Lebanon Hizbullah, katanya.

Rezim Suriah telah menuduh Israel meluncurkan serangan fajar pada Rabu terhadap pusat penelitian militer di Jamraya, dekat Damaskus, dan mengancam akan melakukan pembalasan. Namun pemerintah Israel tetap bersikap bungkam mengenai serangan itu.

Israel telah berulang kali menyatakan kecemasan bahwa persediaan senjata bahan kimia Suriah bisa jatuh ke tangan kelompok Syiah Lebanon Hizbullah, yang adalah sekutu rezim Damaskus, atau organisasi garis keras lainnya. 

sumber : Antara/ SANA-OANA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement