REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memanasnya kondisi di tubuh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat tidak ikut dirasakan oleh pengurus partai di daerah. Ketika semua orang berpendapat bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus turun tangan menyelamatkan Demokrat, pengurus DPD mencoba berpikir jernih.
"Tidak hanya Pak SBY yang harus menyelamatkan Demokrat, semua kader harus ikut. Dengan cara menjaga kesolidan, bukan memperuncing suasana," kata Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Mawardi Nurdin, saat dihubungi Republika, Selasa (5/2).
Jika persoalan yang menjadi keresahan bersama adalah elektabilitas partai, harusnya, lanjut Mawardi, semua jajaran pengurus partai harus ikut bekerja memperbaikinya. Termasuk para menteri dari Demokrat yang mendesak agar SBY segera turun tangan.
"Harusnya para menteri kerja baguslah, agar masyarakat puas dengan kinerjanya. Kalau begitu kan popularitas partai ikut meningkat," ujarnya.
Gonjang-ganjing yang terjadi di DPP akibat melorotnya elektabilitas Demokrat dan desakan agar Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum turun, menurut Mawardi tidak terjadi sama sekali di daerah. Di Aceh, menurut dia, Partai Demokrat sedang mengalami kejayaan dan perkembangan pesat. Terbukti dengan kemenangan wakil-wakil Demokrat di beberapa pilkada.
"Di Jakarta orang gonjang-ganjing, kami tidak terpengaruh. Apalagi karena hasil survei," kata wali kota Banda Aceh itu.
Penurunan elektabilitas, menurut Wadirman, dialami oleh banyak partai selain Demokrat. Kasus korupsi yang mendera beberapa kader Demokrat pasti akan memengaruhi pandangan masyarakat terhadap partai berlambang bintang Mercy itu. Sehingga, lanjut dia, siapa pun yang menjadi ketua umum partai elektabilitas pasti tidak akan langsung tergerek naik.
"Dipimpin atau tidak dipimpin Anas, pasti elektabilitas turun. Karena kondisinya memang begitu," paparnya.
Opini penggeseran Anas, menurut Wadirman, tidak akan menyelesaikan masalah. Kalaupun SBY harus turun tangan, yang harus dilakukannya adalah menguatkan konsolidasi partai, terutama di DPP dan Majelis Tinggi. Karena selama ini yang merongrong justru berasal dari dalam partai sendiri.
Sedangkan di daerah, pengurus dan semua kader masih sangat solid mendukung Anas. Wadirman menilai Anas sebagai satu-satunya tokoh yang pantas memimpin Demokrat saat ini.
"Mas Anas itu bukan politisi karbitan, kualitasnya teruji dan dia yang paling pantas pimpin Demokrat," katanya.
Namun, bila ada keputusan DPP melalui kongres luar biasa (KLB), asalkan sesuai mekanisme dan aturan partai, DPD, ujar Mawardi, siap mendukung. Meski begitu, ia masih meyakini kepemimpinan Anas harus tetap didukung dan diteruskan.
"Kami yakin, kalau sekarang diadakan KLB pasti masih sangat banyak yang mendukung Mas Anas," ungkap Mawardi.