REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo membantah akan membubarkan kompetisi Indonesia Super League (ISL). Menurut dia, liga yang secara de facto sudah berjalan harus tetep terselenggara sampai adanya kongres.
"Kalau kongres itu nantinya berjalan, saya tidak akan ragu untuk menghentikan sebuah liga. Dan tidak menutup kemungkinan liga bisa disatukan, jadi liga yang dihentikan bisa ISL, bisa juga IPL," kata Roy, Rabu (6/2).
Roy mengatakan, dia sudah bertemu dan menjelaskan tentang pernyataannya ke media tentang pembubaran ISL. Bahkan, dia juga sudah bertemu dengan La Nyalla dan 18 klub yang tergabung di ISL. Menurut Roy, mereka menerima penjelasan tersebut dan kompetisi di ISL akan tetap bergulir.
Sementara itu, Juru Bicara Persisam Yunus Nusi mengatakan, pernyataan Menpora tentang akan dibubarkannya ISL hanya sepotong dan tidak utuh. "Kami sudah mendengarkan penjelasan dari Menpora secara langsung dan alhamdulillah ISL akan terus bergulir," ujarnya.
Jika ISL dibubarkan, lanjut Yunus, maka ada sekitar 800 pemain yang akan terlunta nasibnya, sedangkan pemain yang gajinya belum dilunasi masih akan terus diproses. Yunus menjelaskan ada tiga hal penting yang dibicarakan kepada Menpora dan dijadikan kesepahaman bersama.
Tiga hal tersebut yakni penekanan di empat poin dalam MoU yang sudah disetujui oleh Asian Football Condefderation (AFC) dan ditandatangani kedua belah pihak, verifikasi vooter Solo, dan pengelolaan timnas oleh pemerintah.
"Kami tidak akan memberikan pemain kami ke timnas, oleh karena itu kami minta agar timnas dikelola oleh pemerintah," kata Yunus.
Terkait dengan pelunasan gaji pemain, sudah ada kesepakatan bahwa batas pelunasan gaji yakni sampai pertengahan musim tahun ini. Jika sampai batas waktu tersebut, klub yang bersangkutan tidak melunasi gaji pemain, Roy mengatakan, makaklub tersebut akan dilaporkan karena telah melanggar komitmen hitam di atas putih dan kompetisi tidak akan berjalan.