REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seyogyanya seorang presiden mengutamakan kepentingan rakyat, bukan kelompok atau golongannya. Pasalnya, presiden dipilih oleh rakyat dengan mandat memperbaiki kehidupan bangsa dan negara.
"Lebih bagus kalau SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) memberi perhatian kepada masyarakat karena SBY milik bangsa," kata Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi ketika dihubungi Republika di Jakarta, Senin (11/2).
Menurutnya, pejabat negara – apalagi level presiden – seharusnya melepaskan diri dari jabatan-jabatan politik. Suhardi mengatakan rangkap jabatan seperti yang dilakukan SBY – dengan menjadi presiden sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat – bisa menyita tugas keperesidenan SBY.
Lantaran perhatian yang mestinya difokuskan kepada rakyat menjadi terhambat karena mesti menguru partai. “Saya kira lebih bagus kalau pejabat negara melepaskan jabatan sebagai pemimpin," ujar Suhardi.
Suhardi berujar memimpin partai sekaligus memimpin negara bukanlah pekerjaan gampang. Sebab kedua jabatan tersebut sama-sama membutuhkan konsentrasi dan waktu yang tidak sedikit karena jabatan keduanya sangat berat.
Suhardi menyatakan masalah partai sebaiknya diselesaikan dengan mekanisme yang ada di partai politik. Ketergantungan kepada satu orang figur membuktikan belum efektifnya mekanisme solusi yang ada di tubuh partai politik.
Dia misalnya menyontohkan persoalan yang menyangkut kode etik kader bisa diselesaikan lewat badan etik yang terdapat di dalam partai politik. “Masa persoalan partai harus diselesaikan presiden,” kata Suhardi.
Suhardi berharap partai politik di Indonesia semakin dewasa dalam menyikapi persoalan internal mereka. Partai politik harus berani melepaskan diri dari ketergantungan pada figur tertentu. Hal ini agar proses demokrasi yang ada di dalam tubuh partai politik berjalan baik.