Jumat 15 Feb 2013 23:46 WIB

Impor Daging Tidak Sampai ke Pasar Tradisional

  Pedagang daging melayani pembeli daging sapi di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, Senin (4/2).   (Republika/Wihdan Hidayat)
Pedagang daging melayani pembeli daging sapi di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, Senin (4/2). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memastikan kebijakan impor daging sapi dari pemerintah pusat distribusinya tidak sampai ke pasar tradisional di daerah itu.

"Impor daging sapi hanya untuk memenuhi kebutuhan hotel dan rumah makan besar, namun tidak sampai ke pasar tradisional, apalagi di tingkat daerah," kata Kepala Disperindagkop Bantul, Sulistyanto di Bantul, Jumat (15/2).

Menurut dia, meski tidak sampai ke pasar tradisional, namun persediaan daging sapi untuk daerah ini masih aman karena masih bisa disuplai dari peternak lokal maupun pengusaha daging di sentra-sentra ternak, meski mengalami penurunan.

"Suplai daging dari peternak masih berkurang, namun karena konsumsi juga turun sekitar 50 persen dari kondisi normal, hal itu dipengaruhi karena harga pasaran yang masih tinggi sebesar Rp 90.000 per kilogram," katanya.

Ia mengatakan, sementara penyebab tingginya harga daging sapi karena imbas dari penjualan sapi besar-besaran saat hari raya Idul Adha lalu sehingga persediaan di kalangan peternak menipis dan masih terasa sampai sekarang.

"Pengaruhnya memang pada harga, namun kami tidak permasalahkan karena tidak merugikan peternak lokal, konsumen daging selama ini juga dari kalangan pengusaha bakso dan soto maupun pedagang makanan berbahan baku daging sapi," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement