Ahad 17 Feb 2013 18:48 WIB

Hary Tanoe Gabung Hanura, Ini Reaksi Kader di Daerah

Hary Tanoesoedibjo
Foto: Republika /Tahta Aidilla
Hary Tanoesoedibjo

REPUBLIKA.CO.ID,  BATAM -- Dewan Pimpinan Daerah Partai Hanura Provinsi Kepulauan Riau menyambut positif bergabungnya konglomerat Hary Tanoe ke partai politik itu.

"Masuknya Hary Tanoe akan membawa perubahan dalam pemenangan partai, saya optimis Hanura akan mendapat capaian maksimal," kata Ketua DPD Hanura Kepri Amir Hakim Hanaehan Siregar di Batam, Ahad.

Ia berharap pengagum dan loyalis Hary Tanoe di Kepri segera bergabung dengan Hanura di daerah itu, untuk menambah kekuatan partai.

Amir juga berharap anggota organisasi masyarakat Persatuan Indonesia (Perindo) yang dibentuk Hary Tanoe, bergabung dengan Hanura di Kepri.

"Kalau nanti Perindo gabung, kami akan menerima secara terbuka," kata dia.

Hary Tanoe memutuskan bergabung dengan Partai Hanura setelah mengundurkan diri dari Partai Nasdem sekitar sebulan yang lalu.

Konglomerat media itu langsung didaulat menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura.

Di Jakarta, Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto mengatakan bergabungnya Hary Tanoe ke dalam partainya diyakini dapat 'membakar' adrenalin kader-kader untuk pemenangan Pemilu 2014.

"Bergabungnya Hary Tanoe bagaikan 'fresh blood' atau darah segar yang mampu membakar adrenalin kader-kader kita untuk berjuang pada pemilu nanti," kata Wiranto.

Dia juga akan berkomitmen untuk perubahan Indonesia yang lebih maju, adil dan bermartabat.

"Jika kita menghendaki adanya gerakan perubahan yang masif (besar), harus ada dukungan pemimpin yang memiliki integritas dan kompetensi yang mumpuni, jujur, bersih serta diperjuangkan oleh rakyatnya," katanya.

Senada dengan Wiranto, Hary juga akan berkomitmen menjalin kekuatan, terutama dari kalangan pemuda.

"Kader yang saya bawa ini umurnya masih sekitar 30-40 tahun, jadi kita semua bersatu padu menjalin energi bukan untuk melayani tapi untuk mengabdi," katanya.

Dia mengatakan akan berfokus pada penyelesaian masalah hukum dan sosial.

"Keadilan di mata hukum perlu kita perhatikan serta masih banyak ketimpangan, terutama dari kesejahteraan dan pendidikan serta narkoba yang harus diberantas. Indonesia itu negara besar dan rata-rata penduduknya masih berusia 55 tahun ke bawah, masih produktif. Jadi, saya yakin kita bisa," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement