REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali melakukan kunjungan kerja. Kali ini Jerman dan Hungaria yang akan didatangi hingga satu pekan ke depan.
Dalam keterangan persnya, ia menegaskan kunjungan ke Jerman sebagai upaya menindaklanjuti kesepakatan tahun lalu yang diambil kedua negara saat Kanselir Jerman, Angela Merkel ke tanah air.
“Yang pertama ingin meningkatkan dan merealisasikan apa yang telah menjadi kesepakatan kedua negara apa yang disebut sebagai Deklarasi Jakarta yang dikeluarkan pada bulan Juli lalu pada saat Markel berkunjung ke Indonesia,” katanya, Ahad (3/3).
Ia mengatakan kedua negara fokus pada lima plus tiga agenda prioritas kerja sama bilateral. Yakni bidang ekonomi, pendidikan, penelitian dan teknologi, kesehatan, industri pertahanan serta pangan, energi, dan transportasi.
Selain untuk mengimpelementasikan kerja sama tersebut, Presiden juga diundang sebagai co-host pameran internasional yakni pameran pariwisata.
“Saya mendapat kehormatan bersama Angela Merkel untuk menjadi tuan rumah bersama dan ini akan kita gunakan untuk menggunakan sector pariwisata kita karena kita tertinggal dibanding Singapura, Thailand, dan Tiongkok,” katanya.
Dalam kesempatan itu pula, ia mengatakan akan bertemu dengan para Chairman dan CEO perusahaan terkemuka di Jerman untuk diajak kerja sama. Ia beranggapan kerja sama dengan Jerman bisa terus berkembang. Apalagi Jerman adalah ekonomi terbesar di Eropa dan menjadi satu-satunya negara yang bisa bertahan di saat krisis melanda Eropa.
Jerman pun telah menjadi mesin penggerak perekonomian di kawasan itu. Sementara kunjungannya ke Hungaria pun membawa misi perluasan perekonomian Indonesia. Ia mengatakan selain sebagai kunjungan balasan, Hungaria dianggapnya sebagai pintu masuk kerja sama di Eropa Tengah dan Eropa timur.
“Saya tahu dulu saja ada Indonesia trade and promotion center yang bisa menjalin dan meningkatkan hubungan antara negara kita dengan Eropa Tengah dan Eropa Timur. Juga akan terus kita tingkatkan harapan kita untuk meningkatkan bidang perekonomian,” katanya.