REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menegaskan, tidak ada persoalan antara Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Anas Urbaningrum.
Nurhayati juga membantah gerakan mahasiswa anti SBY merupakan bentuk perlawanan dari pendukung Anas. Menurutnya, Anas tidak melawan SBY karena SBY adalah presiden.
"Pak anas itu siapa kok melawan? Pak anas setelah tidak jadi ketum kok ditakutkan, kok dibesar-besarkan," kata Nurhayati di Komplek Parlemen Senayan Jakarta, Senin (4/3).
Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat itu menjelaskan, suara-suara dari beberapa kalangan yang meminta pengusutan korupsi di Cikeas harus dimaklumi sebagai bagian dari proses demokrasi. Namun, sebagai warga negara, lanjut Nurhayati, hormat kepada pimpinan negara juga perlu dilakukan.
"Pak SBY dipilih oleh lebih 60 persen rakyat Indonesia. Artinya ada kepercayaan penuh, beliau jalankan tugasnya misalkan penaikan ekonomi kita, kedua setelah Tiongkok. Ini tolak ukur yang jelas, jangan kita mencari-cari persoalan," ungkapnya.
Setelah Anas Urbaningrum berhenti dari posisinya sebagai ketum Demokrat, beragam dinamika politik terjadi. Aksi-aksi yang menyerang dan membela mantan ketum PB HMI itu juga bermunculan. Secara bersamaan juga timbul beberapa aksi dari kelompok masyarakat seperti mahasiswa yang meminta SBY mengusut korupsi di Cikeas.