REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Presiden Hugo Chavez dikenal dengan politik anti-imperialis. Dia sering melontarkan serangan kepada Amerika Serikat secara verbal.
Dalam kebijakan luar negeri, Chavez menganggap AS sebagai musuh. Dia memperdalam hubungannya dengan Kuba untuk melawan AS. Namun, tujuannya yang paling penting adalah pembangunan aliansi antara negara-negara Amerika Latin dan Karibia untuk mewujudkan mimpinya seperti pemimpin besar Amerika Selatan, Simon Bolivar yang hidup dua abad lalu.
Analis Amerika latin, Victor Bulmer-Thomas yang dilansir BBC, Rabu (6/3) menjelaskan, langkah pertama untuk mewujudkan mimpi Bolivarian tersebut dilakukan dengan Petrocaribe.
Langkah tersebut yakni menyediakan minyak murah ke negara-negara Amerika Tengah dan Karibia yang bergantung pada impor. Kebijakan tersebut sangat populer dan hanya Barbados yang menolak mengambil bagian.
Langkah tersebut diikuti dengan skema Alba yakni integrasi regional yang merangkul Kuba, Bolivia, Ekuador, Honduras, dan Nikaragua, serta sejumlah negara kecil di Karibia.
Venezuela di bawah Chavez bersama Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva mempromosikan arsitektur regional baru untuk merangkul semua negara Amerika, kecuali Amerika Serikat dan Kanada. Mereka memperkenalkan Unasur, kelompok negara-negara Amerika Selatan dan mengusulkan Komunitas Amerika Latin dan Negara Karibia (Celac).
Mereka juga merancang bank pembangunan untuk menyaingi pengaruh IMF. Ambisi Chavez untuk bergabung dalam Mercosur, integrasi regional antara Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay ditolak oleh senat Paraguay.
Namun, gejolak politik di Paraguay membuat negara tersebut diskors dari blok tersebut sehingga membuka jalan bagi Venezuela untuk diterima pada Juli 2012.