REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Ancaman Korea Utara untuk meluncurkan serangan nuklir ke AS membuat pejabat Amerika bingung. Manuver itu mengindikasikan bahwa pemimpin Korut, Kim Jong Un lebih sulit diprediksi, lebih berbahaya, dan sulit dibaca dibandingkan ayahnya, Kim Jong Il.
"Pemimpin baru itu bertindak lebih ekstrem dibandingkan ayahnya, lebih dingin dan perhitungan, " ujar pejabat senior pemerintah AS dilansir Guardian.
Ia tidak menyangka Jong Un bisa membuat ancaman sejauh itu. "Ancaman untuk meluncurkan nuklir secara langsung ke Amerika dan Korea Selatan menegaskan bahwa kita berhadapan dengan orang baru," ungkapnya.
Dibandingkan Kim Jong Il yang meninggal Desember 2012, Jong Un ibarat petinju. "Tidak seorang pun tahu apa yang telah direncanakan, dan apa yang dia pikirkan mengapa Korea Utara menaikkan retorika," ujarnya.
Pejabat Senior AS mengatakan Jong Un berpendidikan luar negeri. Dia berjanji kepada para pengamat Korut akan lebih terlibat dengan Barat. "Sayangnya dia mengikuti ayah dan kakeknya. Sulit untuk bersikap optimistis mengenai itu," ungkapnya. Kakeknya, Kim Il Sung merupakan pendiri Korut.
Para pejabat mengatakan ancaman terbaru, ditambah uji coba nuklir dan peluncuran roket, menguatkan kemungkinan respons kekerasan dari Pyongyang atas sanksi PBB.
"Ini berbahaya jika mengabaikan ancaman sebagai retorika dan propaganda. Sulit untuk diprediksi," ujar pejabat lain.