Ahad 10 Mar 2013 20:14 WIB

Jumhur: Jangan Lecehkan TKI

Rep: rusdy nurdiansyah/ Red: Heri Ruslan
Kepala BNP2TKI, Jumhur Hidayat (kiri).
Foto: Antara/Ujang Zaelani
Kepala BNP2TKI, Jumhur Hidayat (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Jumhur Hidayat berharap agar masyarakat untuk tidak melecehkan tenega kerja Indonesia (TKI).

''TKI sebagai penyumbang devisa terbesar kepada negara. Masih banyak penduduk Indonesia ini yang 'disuapi' TKI, yakni lebih dari 30 juta penduduk. Jadi, saya marah jika ada yang memandang sebelah mata TKI, jangan melecehkan mereka,'' ujar Jumhur di Jakarta, Ahad (10/3).

Diungkapkan Jumhur,  sekitar Rp 100 miliar dari devisa TKI masuk ke desa-desa di seluruh Indonesia per tahunnya. ''Perjuangan TKI patut diapresiasi oleh masyarakat yang cenderung kurang menghargai jasa mereka. Kami larang mereka (TKI) untuk tidak pergi juga tidak bisa, mereka tetap pergi,'' ungkapnya.

Jumhur juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terlalu menyalahkan TKI jika di antaranya menjadi korban kekerasan yang seringkali menimpa. ''Jadi harus dicamkan kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka," tuturnya yang juga berpendapat peran imigran sangat berpengaruh terhadap perputaran roda ekonomi si suatu negara.

Jumhur menjelaskan negara yang menganut sistem imigrasi progresif lebih cepat peningkatannya ekonominya daripada negara yang menganut sistem imigrasi konservatif. ''Sistem imigrasi progresif ini mempermudah orang untuk masuk ke dalam suatu negara. Tidak peduli dia bisa bahasa apa, yang penting dia dibutuhkan olah negara tersebut maka dia bisa masuk,'' jelasnya.

Juga dijelaskan Jumhur, sistem imigrasi konservatif lebih mempersulit imigran untuk masuk ke dalam suatu negara dan perekonomiannya cenderung menurun.

''Karena itu, kita harus lebih terbuka dan kerja keras agar imigran, terutama TKI bisa lebih baik. Tidak hanya beraksi tapi harus bermimpi tidak hanya merencanakan, tapi percaya,'' jelasnya lagi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement