REPUBLIKA.CO.ID, PARUNG -- Sejumlah pedagang makanan di sekitar Pasar Parung tidak menaikkan harga dagangannya kendati sejumlah harga bawang putih melambung tinggi. Mereka beralasan tidak ingin membebani pelanggannya.
Ida (32 tahun), pemilik warteg, di sekitar Pasar Parung, Kabupaten Bogor, mengaku tidak berniat untuk menaikkan harga makanananya. Sebab, dia tidak mau kehilangan pelanggan.
"Daripada nggak punya langganan, mendingan harga nggak usah dinaikkan," ujar Ida kepada Republika, Kamis (14/3).
Untuk keperluan memasak, Ida mengaku, paling tidak dia bisa menghabiskan satu setengah kilo lebih bawang putih dalam sehari. Dengan naiknya harga bawang putih dan bawang merah, dia mau tidak mau mengurangi pemakaian bawang putih dalam masakannya.
Selain Ida, Babeh (51), penjual ketoprak, juga mengaku enggan menaikkan harga jual ketopraknya. Harga satu porsi ketoprak tetap dibanderol Rp 6 ribu. Walaupun tidak terlalu banyak memerlukan bawang putih, tapi Babeh mengungkapkan keluh-kesahnya terkait kenaikan harga itu.
"Seharusnya pemerintah jaga-jaga supaya harga bawang nggak naek. Baru kali ini, harga bawang tinggi banget," ujarnya.
Berdasar pantauan, harga bawang putih di Pasar Parung, Kabupaten Bogor, harga bawang putih mencapai Rp 50 ribu. Sedangkan, bawang merah mencapai Rp 40 ribu.
Wati, pedagang bawang di Pasar Parung, mengakui naiknya harga bawang itu lantaran sulitnya pasokan. "Kalau pastinya sih nggak tahu mas, tapi memang sekitar dua hari lalu bawang memang rada sulit," tuturnya.