Kamis 21 Mar 2013 19:48 WIB

Ini Syarat Jadi Ketum Partai Demokrat

Rep: Ira Sasmita/ Red: Citra Listya Rini
Lambang Partai Demokrat
Foto: Dok Republika
Lambang Partai Demokrat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua, sedikit membocorkan syarat utama menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. 

Max yang juga menjabat sebagai anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat menegaskan syarat utama menjadi calon Ketua Umum Partai Demokrat adalah kader Demokrat yang pernah menjadi pengurus partai minimal satu periode.

Syarat itu, menurut Max memang belum diresmikan, tetapi merupakan usulan majelis tinggi yang akan dibahas pada rapat steering committe (SC) dan organizing committee (OC) kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat.  

"Kader yang penting, baru sehari jadi anggota bukan kader namanya. Minimal lima tahun jadi pengurus," kata Max ketika dijumpai di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Kramat Raya Jakarta, Kamis (21/3).

Selain pernah menjadi pengurus, usulan resmi majeli tinggi lainnya menurut Max adalah ketum terpilih nantinya tidak boleh mengusulkan diri, atau diusung menjadi calon presiden atau wakil presiden. 

"Itu sudah resmi dari kami (Majelis Tinggi). Menteri bisa saja, tapi bukan menteri yang ujuk-ujuk jadi kader," ujar Max.

Sementara untuk persyaratan mengenai rangkap jabatan, ditegaskan Max, syarat itu sudah dianulir oleh majelis tinggi. Ketum Demokrat nantinya, diperbolehkan memiliki jabatan rangkap, asalkan kontribusi dan tanggung jawabnya bagi Partai Demokrat tidak terabaikan. 

Karena, tugas dan beban ketum terpilih adalah mengembalikan posisi Demokrat pada kondisi stabil, dan meraih kesuksesan pada pemilu 2014.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement