REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses evakuasi korban longsor di Kampung Nagrog Desa Mukapayung Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, masih terus dilakukan. Sebelumnya sempat dilaporkan 24 orang tertimbun longsor.
Namun, setelah dilakukan pendataan dan berkoordinasi dengan masyarakat setempat dinyatakan korban tertimbun longsor sebanyak 17 orang, dimana 6 orang sudah ditemukan meninggal dan 11 orang masih tertimbun longsor.
"Dua orang luka berat akibat terkena longsor," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Senin (25/3).
Enam korban meninggal yaitu Agus (7 tahun), Tedi (12), Adit (5) Tika (25), Fitri (10), dan Dedi (30). Dua orang yang luka berat, satu orang dirawat di RS Sadikin Bandung dan satu orang dirawat di rumah. "Dua puluh tiga KK mengungsi," kata Sutopo.
Longsor di Kampung Nagrok Desa Mukapayung Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat terjadi di tiga titik yaitu di daerah Pasirpogor yang menimpa dua rumah, di bukit Pasir Cikareo, dan di Dusun Tiga Kampung Nagrok Desa Mukapayung RT 4 RW 7 atau biasa dikenal Bukit Dipatiukur. Lokasi longsor berada di atas bukit yang dikenal warga dengan sebutan Bukit Dipatiukur.
Pencarian korban hanya bisa dilakukan secara manual karena medan jalan yang sulit. Jalan menuju lokasi yang sempit dan menanjak, tidak memungkinkan pengirimkan alat berat.
Menurut Sutopo sekitar 100 orang yang terdiri dari petugas BNPB, BPBD, TNI, Polri, PMI, Tagana, Basarnas, relawan dan masyarakat masih melakukan evakuasi. Kepala BNPB, Syamsul Maarif bersama Deputi Penanganan Darurat BNPB, Dodi Ruswandi meninjau langsung lokasi longsor untuk menyerahkan bantuan logistik dan peralatan kepada BPBD Bandung Barat.
"Kebutuhan mendesak adalah perlalatan evakuasi, cangkul, skop, sepatu boot, masker dan alat berat," tutur Sutopo mengakhiri.