REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Solar menghilang dari Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) di Lampung sejak tiga hari lalu. Akibatnya, para pemilik kendaraan harus rela membeli solar di pedagang eceran dengan harga mahal.
Berdasarkan pantauan langsung Republika di jalan lintas Sumatra dan dalam kota Bandar Lampung, Senin (25/3), pihak SPBU sudah memasang tanda pengunguman bahwa solar habis.
Para sopir truk di jalan lintas Sumatra persisnya di jalan Soekarno-Hatta, terpaksa mengantri di SPBU Kali Balok, untuk mengantre saat mobil tangki solar datang ke SPBU tersebut malam hari.
"Solar kami hanya sampai tiga jam saja saat solar datang. Antrean sudah dari siang," kata Petugas SPBU Kalibalok, Bangun.
Kondisi serupa terjadi di SPBU dalam kota Bandar Lampung. SPBU ini sudah tiga hari tidak menerima pasokan solar dari Pertamina Panjang.
Hilangnya solar di SPBU justru membuat pedagang eceran solar di jalan lintas Sumatra kian marak. Harga yang ditawarkan bisa mencapai dua kali lipat dari harga resmi. "Kami jual Rp 7.000 per liter," kata Pedagang solar di Wayhalim, Sodik.