REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, Jumat (29/3), menyeru anggota kelompok terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) agar meletakkan senjata sebelum keluar dari Turki.
Di dalam satu wawancara dengan stasiun TV CNN Turki, Perdana Menteri Turki tersebut mendesak anggota PKK agar meletakkan senjata guna mencegah bentrokan lebih lanjut. Sebab, pasukan keamanan Turki takkan terlibat bentrokan dengan mereka yang sudah meletakkan senjata.
''Menurut Erdogan, sebanyak 1.500 sampai 2.000 anggota PKK masih berada di wilayah Turki,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu (30/3).
Pemerintah Turki telah mengadakan pembicaraan dengan Abdullah Ocalan sejak Oktober lalu. Tujuannya untuk menjabarkan jadwal bagi perlucutan senjata anggota PKK dan penarikan mereka dari wilayah Turki.
Pekan lalu, Abdullah Ocalan --pemimpin PKK yang dipenjarakan-- menyeru kelompoknya agar mengakhiri perjuangan bersenjata. Dia menyerukan anggotanya menarik diri dari wilayah Turki ke Irak utara tempat anggota PKK memiliki persembunyian.
PKK, yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa, mengangkat senjata pada 1984 di Turki tenggara. Sejak itu, sebanyak 40.000 orang telah tewas dalam konflik yang melibatkan kelompok tersebut.