REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Kamar dagang Myanmar atau UMFCCI meminta Indonesia membangun pembangkit listrik. Presiden UMFCCI, U Win Aung mengatakan bidang pertanian, pertambangan, dan energi Myanmar menjanjikan bagi investor Indonesia.
Di bidang energi, pihak swasta Myanmar saat ini tengah berjuang untuk mendapatkan pasokan energi. "Jadi kami sarankan investor untuk serius dan datang ke negeri kami," ujarnya, Rabu (3/4).
Wakil Menteri Perdagangan Myanmar, Pwint Hsan mengatakan nilai volume perdagangan Indonesia-Myanmar ditarget bisa meningkat menjadi 1 miliar dolar AS. Tahun lalu, nilai perdagangan kedua negara telah menyentuh 465 juta dolar AS. Perdagangan kedua negara, kata dia, bisa ditingkatkan terutama untuk komoditas batu bara.
Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pembangunan pembangkit tenaga listrik dapat memperbesar ekspor batu bara Indonesia ke Myanmar. ""Jadi, PT BA (Bukit Asam) tidak hanya jual batu bara, PLN juga maju ke depan untuk bangun power plant (pembangkit listrik) dengan batu bara itu," ujarnya.
Potensi ekonomi Myanmar dinilai besar untuk investasi di bidang energi listrik. Penduduk Myanmar mencapai 60 juta. Namun, hanya 30 persen penduduknya yang tersentuh listrik. "Listrik jadi persoalan di Myanmar sehingga ini peluang kita," ujar Hatta.