REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberanian TNI AD mengungkap pelaku penembakan empat tahanan LP Cebongan bukanlah akhir dari masalah. Masih ada pekerjaan rumah alias PR yang wajib diselesaikan TNI AD.
"Perlu diivenstigasi mengapa senjata bisa keluar gudang tanpa sepengetahuan perwira?," kata Wakil Ketua Komisi II DPR RI, T.B. Hassannudin ketika dihubungi Republika di Jakarta, Jum’at (5/4).
Ada banyak misteri dalam penyerangan yang dilakukan sejumlah oknum Kopassus ke LP Cebongan. Hassannudin misalnya mempertanyakan siapa koordinator penyerangan. Pasalnya, para pelaku berasal dari tempat tinggal yang berbeda-beda.
Selain itu, Hassanuddin mengimbau perlu juga diinvestigasi mengenai kinerja kepolisian melindungi empat korban LP Cebongan. Menurutnya, keempat tahanan semestinya di tahan di Polda Yogyakarta bukan di LP Cebongan. "Seolah-olah ada pembiaran terhadap perlindungan tersangka," ujar Hassanuddin.
Terlepas dari PR yang masih harus diselesaikan, Hassanuddin mengapresiasi hasil kerja tim pencari fakta yang dibentuk TNI AD. Kejujuran TNI AD mengungkap pelaku penembakan empat tahanan LP Cebongan merupakan langkah maju.
Hassanuddin mengatakan keberanian TNI AD mengakui kesalahan oknum anggotanya langka terjadi. 'Kita apresiasi kejujuran dan keihlasan KASAD. Di zaman Orde Baru itu sangat tidak mungkin," katanya.