REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Perdana menteri (PM) baru Lebanon, Tamam Salam, dalam pidato pertamanya Sabtu (6/4) berjanji akan melindungi keamanan negaranya dari perang yang melanda Suriah.
"Lebanon harus menyelesaikan perselisihannya dan perpecahan politiknya, seperti tercermin pada situasi keamanan, dan mencegah risiko akibat situasi tragis di negara tetangganya itu dan ketegangan di kawasan," kata Salam, seperti dilansir AFP.
Salam (67 tahun) dari kelompok oposisi dukungan Barat mengeluarkan pernyataan itu dalam pidato pelantikan pertamaya segera setelah ditugaskan Presiden Michel Suleiman membentuk satu pemerintah baru. Pengangkatannya dilakukan dua minggu setelah PM Najib Mikati mengundurkan diri dan menjatuhkan pemerintahnya yang didominasi kelompok Hizbullah.
Salam juga berjanji akan bekerja sama dengan semua kelompok politik Lebanon, yang terpecah dalam pro dan antipemeritah Damaskus. "Saya menerima pengangkatan ini dan adalah tugas saya bagi kepentingan negara saya, bekerja sama dengan semua partai politik," katanya.
Lebanon dikuasai baik politik maupun militer oleh Suriah sampai tahun 2005 dan pemerintah Bashar al-Assad masih memegang kendali atas Beirut melalui Hizbullah dan sekutu-sekutu lainnya. Sementara itu gerakan opossisi 14 Maret sangat menentang pemerintah Damaskus. Pengangkatan Salam diperkirakan akan membantu meredakan krisis politik yang melanda Lebanon sejak konflik Suriah meletus Maret 2011.