REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mayjen Hardiono Saroso resmi menanggalkan posisi Panglima Kodam IV/Diponegoro. Posisi Hardiono digantikan oleh Asisten Personalia KSAD Mayjen Sunindyo.
Proses serah terima jabatan dipimpin KSAD jenderal Pramono Edhie Wibowo di Mabes TNI AD, Senin (8/4). Upacara digelar tertutup. Pencopotan Hardiono diduga terkait pernyataannya yang membantah keterlibatan prajurit TNI AD dalam penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas IIB Cebongan, Sleman.
Nyatanya, Ketua Tim Investigasi TNI AD Brigjen Unggul K Yudhoyono menyebut, pelaku pembunuhan empat tahanan yang merupakan kelompok preman itu dilakukan 11 anggota grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura. Hardiono pun dinonaktifkan dan bakal menjabat Staf Khusus KSAD.
Kepala Subdinas Penerangan Umum AD Kolonel M Zaenal Arifin mengatakan, proses sertijab dilakukan secara tertutup karena merupakan tradisi yang terus dipegang Mabes TNI AD. Karena itu, prosesi tersebut tidak bisa diliput.
"Mohon maaf, sertijab Pangdam IV/Diponegoro memang hanya untuk internal," kata Zaenal. Dia menjelaskan, kalau memang media ingin meliput, maka pertemuan terbuka dihelat di Markas Kodam IV/Diponegoro, Semarang. Nanti ada agenda acara besarnya upacara serah terima jabatan di Semarang," katanya.
Mayjen Sunindyo sebetulnya bukan orang baru dijajaran Kodam IV/Diponegoro. Sebelum berkarier di Mabes AD, Sunindyo pernah menjabat Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro. Sunindyo merupakan lulusan Akabri 1983, dan beberapa kali menduduki sejumlah jabatan strategis di lingkungan TNI.
Sunindyo tercatat pernah menjabat komandan Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Keluar dari Kopassus, ia mendapat kepercayaan menjabat sebagai Aspers Kasdam IV/Diponegoro.