REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Meilani Leimena Suharli dinamika partai membuat penjaringan sosok-sosok potensial dari kader belum berjalan maksimal. Karenanya, dengan usulan sistem primary election (konvensi), ia yakin semangat kader internal akan lebih terpacu. Setidaknya, untuk kembali fokus menyiapkan sosok-sosok potensial yang akan diajukan pada pilpres nanti.
"Tentunya kader internal akan bersaing dengan kemungkinan masuknya tokoh-tokoh ekstenal yang mumpuni," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (8/4).
Menurutnya, ide konvensi bukan menandakan Demokrat tengah mengalami krisis figur. Melainkan, tengah menyiapkan tokoh-tokoh muda. "Teknisnya belum dibicarakan, rekrutmennya seperti apa. Seleksi antara internal dan eksternal seperi apa belum dibahas," ujar Meilani.
Konvensi merupakan sebuah cara yang dilakukan partai politik seperti di Amerika Serikat. Untuk menyeleksi secara internal para kandidat presiden sebelum partai itu resmi mengusulkan capres kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Partai Golkar pada Pilpres 2004 pernah melakukan konvensi untuk menjaring capresnya dan saat itu Wiranto terpilih sebagai calon presiden.