Rabu 10 Apr 2013 17:58 WIB

Pertamina Masih Terus Upayakan Penghentikan Semburan Gas Prabumulih

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Djibril Muhammad
Semburan gas Prabumulih
Foto: antara
Semburan gas Prabumulih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pertamina EP mengaku masih terus berupaya menghentikan semburan gas lumpur di Prabumulih, Sumatera Selatan.

Bahkan anak usaha Pertamina ini mengaku terus melakukan berbagai opsi untuk mematikan semburan sumur TLJ 25 INF, yang mulai mengeluarkan gas lumpur 30 Maret lalu.

"Penggunaan sumur TLJ 157 untuk melakukan pemboran miring atau perforasi pada lapisan layer/ lithology yang sama ke pusat kick di sumur TLJ 25 INF akan kita lakukan," kata Juru Bicara Pertamina EP, Agus Amperianto, Rabu (10/4). 

Pekerjaan sumur TLJ-157 ini akan dilakukan pada interval kedalaman 292-304 meter. Ia menuturkan upaya ini diyakini bisa mengurangi tekanan gas yang keluar dari sumur TLJ 25 INF, yang selanjutnya secara simultan dilakukan injeksi lumpur berat dengan SG 1,9 untuk mematikan semburan.

Progress pekerjaan persiapan sumur TLJ 157 telah mencapai 85 persen sehingga bisa segera dilaksanakan. "Upaya yang juga terus dilakukan Pertamina EP saat ini adalah mengurai tekanan gas yang keluar dengan cara simulasi injeksi water jetting," katanya menjelaskan.

Cara ini dengan menyemprot air  dengan tekanan tinggi untuk mengurangi tekanan semburan dari bawah. Pertamina EP mengklaim dari pantauan yang dilakukan, gas semburan masih aman dalam radius 300-500 meter. Sehingga masyarakat yang berada pada radius tersebut diperbolehkan untuk beraktivitas seperti biasa.

Sementara untuk tingkat kebisingan pada radius yang sama menunjukkan tren penurunan dengan angka kebisingan sekitar 60 sampai dengan 80 desibel.

"Kondisi mayoritas warga dalam penampungan terpantau dalam keadaan sehat dan berdasarkan data kunjungan ke posko kesehatan, untuk yang sakit tim medis Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih standby 24 jam di posko kesehatan," katanya menjelaskan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement