Senin 15 Apr 2013 06:04 WIB

Paus Francis: Kemunafikan Rusak Kredibilitas Gereja

Kardinal Jorge Mario Bergoglio menjadi Paus baru umat Katolik
Foto: Reuters
Kardinal Jorge Mario Bergoglio menjadi Paus baru umat Katolik

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Paus Francis pada Minggu (14/4) waktu setempat mengatakan pendeta dan umat Kristiani pada umumnya tidak boleh melakukan tindakan yang mengkhianati firman Tuhan atau mereka justru akan merusak kredibilitas Gereja Katolik.

Paus terpilih sebulan lalu itu mewarisi Gereja yang sedang berjuang mengembalikan kredibilitasnya setelah serangkaian skandal terjadi, termasuk kekerasan seksual terhadap anak oleh beberapa pendeta.

Paus berkhotbah dalam sebuah misa di Basilika Kepausan di luar tembok Vatikan di St. Paul. Sebelum itu ia juga sempat menyapa sejumlah peziarah dan jemaat Gereja lokal di sekitar alun-alun St. Peter.

"Inkonsistensi di antara para pendeta dan kaum yang beriman antara ucapan dan perbuatan, antara kata-kata dan cara kehidupan, telah merusak kredibilitas Gereja," kata pendeta tertinggi tersebut dalam khutbahnya.

"Mereka yang mendengar dan memperhatikan kami seharusnya dapat melihat apa yang mereka dengar dari bibir kami dalam perbuatan kami, serta menghantarkan kemuliaan kepada Tuhan!"

Paus Francis membentuk sebuah badan pengawasan kardinal untuk membantunya memerintah Gereja dan mereformasi permasalahan administrasi pusatnya, yang sebelumnya penuh pertikaian dan dugaan korupsi di bawah kepemimpinan Paus Benediktus, sebagai sebuah keputusan besar pertamanya yang diambil pada Sabtu (13/4).

Paus Benediktus meninggalkan sebuah laporan rahasia kepada Paus Francis terkait permasalahan administrasi, diketahui sebagai "Curia", terkuak saat dokumen-dokumen sensitif dicuri dari meja sang Paus dan disebarkan ke muka publik oleh salah seorang pelayannya dalam skandal yang dikenal dengan nama "Vatileaks".

Semenjak terpilih sebagai Paus non-Eropa pertama sepanjang sejarah 1.300 tahun, Paus Francis telah menggelar jalan moral bersih kepada Gereja milik 1,2 miliar umat tersebut. Ia memilih kerendahan hati dan kesederhanaan ketimbang kemegahan dan keagungan.

Paus Francis memilih untuk tinggal di tempat sederhana di Vatikan ketimbang memboyong diri ke apartemen kepausan nan megah, serta menyatakan ia menginginkan "Gereja memilih miskin untuk bersama orang-orang miskin".

Pada kebaktian siang Minggu (14/4) di St. Paul, Francis berucap setiap umat Kristiani dapat menjadi santo, yang ia sebut sebagai "kesucian kelas menengah".

"Ada banyak santo di setiap harinya, para santo "yang tersembunyi", semacam "kesucian kelas menengah"... yang kita bisa miliki bersama."

Paus merayakan Misa bersama dengan sejumlah biarawan pengikut Benedict yang dipercaya mengelola basilika dan biara. St. Paul merupakan salah satu dari empat basilika utama di Roma serta merupakan yang terbesar kedua setelah St. Peter.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement