REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH -- Tidak seperti gubernur sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memilih tidak mendatangi sekolah untuk memantau Ujian Nasional (UN) SMA/SMK.
Pasalnya, Senin (15/4) ini UN resmi dilaksanakan serempak di seluruh sekolah di DKI Jakarta. "Tadi saya tidak ke lapangan, untuk apa, nanti malah mengganggu yang sedang ujian," ujarnya di Balai Kota, Jakarta, Senin (15/4). Namun begitu Jokowi mengaku tetap memonitor pelaksanaan UN dari Balai Kota.
Dia mengaku tidak ada masalah hingga saat ini. Dia pun berpesan untuk peserta UN, agar mengerjakan soal UN dengan jujur."Saya tidak memiliki target kelulusan bagi peserta UN di DKI Jakarta, 100 persen, 90 persen atau berapapun tidak masalah," ujarnya. Hal yang paling penting saat UN adalah kejujuran.
Terkait pelaksanaan UN, Jokowi mengaku tidak sepakat jika hasil UN hanya dijadikan sebagai tolak ukur menentukan kecerdasan, kepintaran maupun kelulusan. Tetapi Jokowi setuju hasil UN digunakan untuk melihat secara nasional kualifikasi siswa-siswi yang telah mengenyam pendidikan selama tiga tahun.
"Kalau dipakai yang lain untuk membagi stratifikasi daerah satu dengan yang lain, levelnya seperti apa mungkin bisa," ujarnya. Untuk UN kali ini, selain sebagai salah satu penentu kelulusan, nilai UN dijadikan sebagai syarat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).