Rabu 17 Apr 2013 23:32 WIB

Indonesia Darurat Kekerasan Seksual Anak

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Citra Listya Rini
Pelecehan seksual terhadap anak (ilustrasi)
Pelecehan seksual terhadap anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus kekerasan atau pelecehan seksual terhadap anak-anak semakin meresahkan di Tanah Air. Bahkan, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyebutkan kasus kekerasan seksual itu banyak terjadi di lingkungan terdekat anak, terutama rumah dan sekolah.

"Tidak berlebihan jika hal ini sudah masuk status darurat nasional," kata Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, saat dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (17/4). 

Menurutnya, saat ini anak-anak berada dalam ancaman kekerasan seksual yang jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. Arist mengatakan rumah dan sekolah bahkan menjadi lingkungan yang sudah tidak lagi aman.

Berdasarkan data Komnas PA, ada 2046 kasus kekerasan pada anak pada 2010 dan 42 persen merupakan terkait seksual. Jumlahnya meningkat pada tahun berikutnya menjadi 58 persen dari 2509 kasus kekerasan anak. 

Pada 2012 tercatat ada 62 persen kasus sejenis dari total 2637 kekerasan terhadap anak. Sedangkan pada tiga bulan pertama tahun ini, Arist mengatakan ada 87 kasus dari total 127 pengaduan yang masuk ke Komnas PA. 

"Jumlah ini terus naik. Ironis karena pelakunya orang terdekat," ujar Arist. 

Sekolah menjadi salah satu tempat  di mana kekerasan seksual terhadap anak terjadi. Belakangan ini mencuat beberapa kasus mengenai aksi guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak muridnya. Sekolah menjadi tempat kedua setelah rumah yang menjadi lokus tempat kekerasan seksual. 

Dalam tiga tahun terakhir, sekitar 38-43 persen kasus kekerasan seksual itu lokusnya berada di institusi pendidikan. Arist menyayangkan sekolah kini menjadi lingkungan bisa menimbulkan ancaman kekerasan seksual bagi anak. Apalagi, ia mengatakan, guru ada yang terlibat dan bukan hanya guru reguler, tapi juga guru spiritual. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement