REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah bersiap membangun sebelas waduk hingga tahun 2017. Belasan waduk ini tengah memasuki proses tender. Waduk ini akan difungsikan untuk menampung luapan air dan sumber air baku.
"Nanti bentuknya tidak hanya seperti waduk, tapi bisa juga gondang atau yang lain," ujar Kasubdit Pembinaan Pelaksanaan Wilayah 2 Direktorat Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Mohammad Mazid, di Kantor Kementerian PU, Kamis (18/4).
Kapasitas air yang dapat ditampung belasan waduk ini mencapai 185 juta meter kubik (m3). Lokasi waduk antara lain di Bengawan Solo, Brantas, Cimanuk, Cisanggaru dan Kalimantan Timur. Saat ini di Bengawan Solo telah dibangun Waduk Serbaguna Wonogiri, Waduk Gondang dan Waduk Prijetan.
Sumber dana pembangunan waduk diambil dari APBN. PU menganggarkan pembangunan 13 waduk sepanjang 2013 dengan total anggaran mencapai Rp 7,5 triliun. Untuk satu Waduk Bendo, dana yang dibutuhkan mencapai Rp 746 miliar. Lalu Waduk Jatibening membutuhkan dana sekitar 558 miliar. "Tahun ini sudah dialokasikan anggaran dan sedang dalam proses lelang. Jadi diharapkan tahun 2017 proyek sudah bisa dimulai," ujarnya.
Direktur Sungai dan Pantai Ditjen SDA Kemen PU, Pitoyo mengatakan satu-dua bendungan memasuki tender tahap akhir. Pertama yaitu waduk Kuningan di Jawa Barat dan waduk Diponegoro di Jawa Tengah.
Dalam rencana pengendalian banjir di Bengawan Solo, PU tengah mengerjakan peningkatan kapasitas sudetan Sedayu Lawas, perbaikan Sungai Madiun, pembanguan Bendung Gerak Katangnongko, dan pembebasan tanah untuk pengaturan dan perbaikan Sungai Bengawan Solo Hilir.
PU memetakan beberapa lokasi rawan banjir sepanjang April 2013. Daerah tersebut ialah Kabupaten Ngawi, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Bojonegoro.
Bulan Januari lalu, banjir membuat warga harus menjebok tanggul kiri kali ganggang yang terdapat di Desa Ngablak, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro. Kondisi tanggul yang putus sepanjang lebih kurang 20 meter. Akibat banjir, sekitar 300 hektare (ha) areal sawah terendam. Kerugian ditaksir mencapai Rp 20 miliar.
Saat ini telah dilakukan penanganan darurat dengan pemasangan karung pasir (sandbag) pada tanggul kanan Kali Gangang. Cara ini untuk mengantisipasi luapan air sungai Bengawan Solo pada tanggul di Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro. Selain itu warga juga telah mengungsikan ternak mereka selama berada di pengungsian.