Kamis 18 Apr 2013 21:48 WIB

FSGI Sebut UN Bukti Sistem Pendidikan Masih Selip

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Para siswa mengikuti pelaksanaan ujian nasional (UN) di Jakarta, Kamis (18/4).
Foto: Republika/Prayogi
Para siswa mengikuti pelaksanaan ujian nasional (UN) di Jakarta, Kamis (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA — Pelaksaan ujian nasional tahun ini dinilai sangat carut marut. Informasi terakhir yang beredar menyebutkan, bakal ada penundaan UN lagi di beberapa daerah dikarenakan alasan teknis.

 

“Ini tidak layak lagi disebut ujian nasional, tapi lebih tepatnya ‘ujian regional’, karena pelaksanaannya di sejumlah wilayah tidak serentak dengan yang lainnya” kata Sekeretaris Jenderal Forum Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti di Jakarta, Kamis (18/4).

Berdasarkan laporan yang diterima FSGI, kata Retno, pelaksanaan UN beberapa kabupaten kota di Kalimantan Timu ternyata tidak bersamaan waktunya. Kaltim  masuk dari 11 provinsi yang mengalami penundaan UN.

“Ada yang ujiannya baru dimulai Jumat (19/4), ada pula yang Senin (22/4). Lagi-lagi, ini dikarenakan naskahnya  belum lagi diterima pihak sekolah “ bebernya.

Menurut Retno, situasi ini tidak saja membingungkan orang tua, guru, dan peserta didik, tetapi juga kalangan birokrat di daerah yang bersangkutan. Kondisi itu, ujarnya. menunjukkan ada yang tidak benar dengan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement