REPUBLIKA.CO.ID, TENJOLAYA -- Balapan liar atau bahasa kerennya, trek-trekan sepeda motor meresahkan warga Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sebab, balapan liar itu tidak hanya berbahaya bagi si pebalap liar, tapi juga pengendara lainnya. Apalagi, balapan liar kerap dilakukan melawan arus lalu lintas.
Devi (25 tahun), warga Tenjolaya mengatakan, balapan motor liar biasanya dimulai pukul 17.00 WIB. Meski kerap diusir warga dan dirazia polisi, tetap saja pebalap motor liar melakukan kegiatan ilegal tersebut. "Yoi, tiap hari balapan," kata Devi kepada ROL, Jumat (19/4).
Dikatakan Devi, karena kerap mengambil jalur yang berlawanan, para pengendara lain dipaksa mengalah. Devi mengatakan razia polisi tidak mempan menghentikan para pebalap liar. Tidak hanya polisi warga juga kerap kali mengusir. Namun, keesokan harinya mereka tetap balapan.
Warga Tenjolaya lainnya, Nanang (25) mengatakan, sering terjadi kecelakaan karena balapan liar tersebut. Bahkan tak jarang yang tewas di tempat.
Menurutnya, sulit menghentikan kegiatan negatif tersebut. Seba, mereka seperti sudah kecanduan balapan dan menguji nyali. Polisi, kata Nanang, harus menyiapkan petugas yang selalu mengawasi tempat itu 24 jam. Dengan adanya polisi, para pebalap nakal pun jadi segan untuk berlomba secara ilegal.